Itikaf menjadi salah satu sunnah yang biasa dilakukan umat Islam di 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Hal itu dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya hingga meninggal dunia.
Dalam hadist riwayat Ibnu Umar, Anas, dan Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata bahwa “Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa beritikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan sejak beliau tiba di Madinah sampai beliau wafat.”
Dalam Quran surat Al Baqarah ayat 125, Allah SWT berfirman mengenai pelaksanaan itikaf di masjid, yang berbunyi
Arab: وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ
Latin: wa iż ja’alnal-baita maṡābatal lin-nāsi wa amnā, wattakhiżụ mim maqāmi ibrāhīma muṣallā, wa ‘ahidnā ilā ibrāhīma wa ismā’īla an ṭahhirā baitiya liṭ-ṭā`ifīna wal-‘ākifīna war-rukka’is-sujụd
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikan lah maqam Ibrahim itu tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang itikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!”
Pengertian I’tikaf :
Iktikaf kan artinya berdiam diri di masjid dengan syarat-syarat tertentu semata-mata niat beribadah kepada Allah SWT
Rasulullah saw. bersabda :” Dari Ibnu Umar ra. ia berkata, Rasulullah saw. biasa beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim) ” Dari Abu Hurairah R.A. ia berkata, Rasulullah SAW. biasa beri’tikaf pada tiap bulan Ramadhan sepuluh hari, dan tatkala pada tahun beliau meninggal dunia beliau telah beri’tikaf selama dua puluh hari. (Hadist Riwayat Bukhori).
Rukun itikaf dan tata cara itikaf
1. Niat
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ مَا دُمْتُ فِيهِ
Nawaitu an a‘takifa fī hādzal masjidi mā dumtu fīh.
Artinya, “Saya berniat itikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya.” Lafal niat ini dikutip dari Kitab Tuhfatul Muhtaj dan Nihayatul MuhtaJ
2. Berdiam diri di dalam masjid
Selama berdiam diri di masjid ini hendaknya mu’takifin (orang-orang yang beritikaf) memaksimalkan rangkain ibadah: sholat wajib, sholat-sholat sunnah berdzikir, membaca Al Quran, tidak hanya memperbanyak tidur atau ngobrol kesana-kemari.
Saat itikaf dianjurkan untuk membaca doa:
اَللّٰهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّتُحِبُّ الْعَفْوَفَاعْفُ عَنِّيْ
Artinya: “Ya Allah, bahwasannya Engkau menyukai pemaafan, karena itu maafkanlah aku.”
3.Membaca zikir.
4.Bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
5.Membaca Al-Qur’an ataupun Hadits.
6.Jangan menyibukkan diri dengan perkataan dan perbuatan tidak bermanfaat.
7.Mengharap rida dari Allah SWT disertai niat yang bersih.
8.Sedikit makan, minum, dan tidur agar lebih khusyuk.
Ketika melaksanakan sholat itikaf perbanyaklah sholat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sholat yang dilakukan sama seperti sholat wajib, sholat sunnah seperti tarawih, tahajud, sholat hajat, dan sebagainya.
Lihar Artikel Lainya disini